top of page

The Arts Of Finger Swipes : The Dating Apps Era

  • Gambar penulis: sweet&sin
    sweet&sin
  • 23 Des 2022
  • 4 menit membaca

Diperbarui: 26 Des 2022

Yup, sesuai judulnya, kali ini kita bakal sedikit mengulik mengenai hal-hal yang nyrempet romance. Beberapa hari yang lalu, ada salah satu video laki-laki yang mampir ke timeline akun media sosial yang kurang lebihnya beliau berpendapat seperti ini:


“Kita pastinya memiliki gambaran orang yang ingin kita temui, sosok pasangan idaman misalnya. Untuk menemukan mereka kita perlu memiliki strategi atau metode supaya manusia diluar sana, calon pasangan idaman kita dapat menemukan keberadaan kita. Entah dengan kita sering bepergian, mulai gemar berkenalan dan berbincang dengan orang baru secara langsung, atau memaksimalkan online presence (kehadiran diri melalui kepemilikan di berbagai media sosial). Hal-hal tersebut dilakukan untuk membuat dunia aware akan keberadaan kita dan sosok idaman tersebut dapat menjangkau kita”


Dari sini, ada benarnya juga. Sebagai manusia yang memiliki tujuan, tentunya perlu memilikirkan metode atau cara agar tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam hal ini, pasangan, kita ingin menemui sosok yang kita inginkan, tapi jika tidak dibarengi dengan aktifnya kita menyebarkan awareness ke masyarakat bahwa kita ini ada loh di dunia…lantas bagaimana?. Ya, mungkin ada yang mencoba mendebat dengan “Takdir ada di tangan Tuhan” BENAR, 100% SETUJU. Tapi perlu diketahui bahwa, hal-hal yang diupayakan serasa lebih berharga dibanding hal yang diberikan secara cuma-cuma. Sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa memang jodoh, rezeki, ajal telah ditetapkan dalam lauhul mahfudz, tapi jodoh pada khususnya merupakan takdir yang dapat dirubah sesuai dengan kehendak Allah dan ikhtiar manusia, sesuai dengan upaya manusia. Di zaman ini, mengenal seseorang tidak hanya dapat dilakukan secara offline, tetapi juga secara online, melalui berbagai aplikasi khususnya dating apps.


Dating Apps sudah hadir dari beberapa tahun lalu, namun ia masih hangat dibicarakan hingga saat ini, hal ini tidak luput dari banyaknya pengguna dating apps yang cukup banyak dan tersebar di berbagai penjuru dunia. Data dari riset businessofapps.com yang dilakukan pada tahun 2021, jumlah pengguna aplikasi kencan daring mencapai 323,9 juta jiwa dari seluruh penjuru dunia, yang mana terjadi peningkatan 10,3 persen dari tahun sebelumnya. Sumber lain, dataindonesia.id salah satu aplikasi kencan daring Tinder, pada kuartal I tahun 2022 terdapat sejumlah 10,7 juta pengguna dan Tinder menjadi aplikasi kencan daring yang paling banyak diunduh di dunia pada tahun 2021 yakni sebesar 67 juta unduhan, disusul dengan Badoo sebanyak 35 juta unduhan, Bumble sejumlah 22 juta unduhan, serta Tantan sebanyak 20 juta unduhan. Melihat banyaknya unduhan aplikasi kencan daring tersebut, agaknya banyak juga manusia terutama kawula muda yang mencoba peruntungan untuk menemukan sosok-sosok idaman mereka secara online.



ree

The Lovers (Autumn Evening) by Emile Friant (1888)


Maraknya penggunaan dating apps dilingkungan pertemanan gue, sedikit menyentil kepala untuk berpendapat mengenai hal ini. Berangkat dari satu, dua, tiga orang yang beberapa kali menceritakan lika-liku online dating melalui pemanfaatan dating apps ini, gue mulai menemui beberapa pemikiran yang semoga saja tidak menyinggung pihak manapun, pemikiran-pemikiran tersebut antara lain:

  1. Untuk mengunduh, dan memiliki profil di dating apps diperlukan kepercayaan diri tingkat tinggi. Hal ini tidak lain karena….well, ini aplikasi mencari pasangan, siapapun yang ada disana rata-rata ya manusia single yang sedang berupaya mencari pasangan. Informasi seperti status diri atau kebutuhan kita dalam pencari pasangan, pada beberapa orang dianggap suatu yang masuk ke ranah privat, enggan diketahui orang-orang yang tidak berkepentingan, dan memiliki profil di dating apps secara tidak langsung kita mengumumkan pada seluruh pengguna bahwa “I’m single & I’d like to find someone”.

  2. Dating apps dimata gue bukan media yang cocok untuk orang dengan tipe lemah hati, atau sensitif. Begini maksud gue, ibaratnya untuk bermain dating apps diperlukan hati yang kuat di level 10 yang mana disini pengguna sadar diri bahwa dalam dating apps kita sebaiknya tidak gampang terbawa perasaan, gampang merasa terikat (attachment), dan menuntut menjadi prioritas orang yang match dengan kita. GIRL, NO!. Seperti halnya kita yang match dengan banyak orang, chating dengan banyak orang, ada kemungkinan yang cukup besar bagi orang yang kita prioritaskan di dating apps tersebut untuk berbicara dengan banyak orang juga, match dengan banyak orang juga. Ghosting or curving bukan lagi hal asing . Ya, syukur-syukur kalau memang jodoh, namun kita tidak bisa selalu bertaruh di takdir kita sendiri, disinilah diperlukan orang dengan hati yang kuat, yang mampu membatasi diri, mengontrol diri, dan mau sadar akan hal-hal yang mungkin dapat terjadi. BUT, kalau orang yang gampang sayang, gampang terikat dengan situasionship that’s going on between you and your matchs, then….menurut gue, it’s not your place, bae!.

  3. How would you know if someone lying or not? Dalam berkomunikasi, untuk mengetahui bahwa seseorang sedang jujur, genuine atau berbohong dapat dilihat dari gestur. Bisa dari pandangan mata, gerak tubuh atau bibir, cara berbicara. Diperlukan tatap muka untuk mengetahuinya, dan berbincang secara online seseorang dapat dengan mudah memanipulasi gestur tersebut dan kita perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk menilai apakah seseorang benar-benar genuine atau tidak secara online. Jadi, jika seseorang merasa ada ketertarikan atau kecocokan satu sama lain, langkah yang perlu ditempuh sebelum invest perasaan lebih dalam adalah….bertemu. Disini, tentu dibutuhkan kesadaran bahwa bisa jadi berjalan mulus dan orang tersebut sesuai dengan ekspektasi kita, atau tidak.


Yup! itu sekiranya pendapat gue tentang dunia dating apps untuk saat ini, jika ada hal lain…I’ll let you know for sure. Please, jika lo lo lo adalah pengguna dating apps, tetap aware and set your boundaries well.


See ya!

 
 
 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
“We’re just friends”

“I know” I know by the way you see me like you never met someone like me before, the way your eyes lit up every time you watched me...

 
 
 

Komentar


Post: Blog2_Post
bottom of page