Sri Tanjung
- sweet&sin

- 13 Jul 2020
- 1 menit membaca
Selepas maghrib, dihadapan bapak tua berkemeja biru. Menilik kesudut atas bagian kanan, air conditioner sedang sibuk-sibuknya menghela O2 bersuhu 25. Sebentar lagi lokomotif menyentuh sudut wilayah Klakah, di Jawa Timur sana. Jember masih jauh, alunan lagu yang berhenti di menit ketiga, pelan-pelan mencoba memangkas waktu. Seorang anak lelaki menyandar dalam dekapan seorang perempuan renta, tangan saling bertautan menghalau dingin AC malam ini.
Disini, dikursi 8D menuju kotamu, dingin hela napas AC sama sekali tidak kurasa mengusik, tidak seperti bocah itu. Tapi, bagaimana jika jemari kita saling menggenggam, hingga seperti perempuan itu?




Komentar