Introvert Miserables: Yang Disalahpahami dari Seorang Introvert
- sweet&sin

- 29 Des 2019
- 5 menit membaca
Diperbarui: 26 Jun 2022
Menurut lo, gimana sih tipikal orang introvert itu?
Pendiam? Cupu? Pake kacamata dan suka mendem di perpus sendirian?

A Masque for the Four Seasons by Walter Crane (1912)
Anggapan-anggapan mengenai introvert yang demikian, gak sepenuhnya salah sih, kita hanya perlu menelisik lebih dalam lagi. Introvert yang ditampilin di sinetron-sinetron TV yang umurnya udah bukan lagi bulanan, tapi tahunan, dengan beribu episode itu memang rada bikin gedek. Introvert seringkali digambarkan sebagai seorang bermata empat, gak banyak omong, suka nongkrong di perpus sambil baca ensiklopedia yang tebalnya ngalahin kitab suci (enggak gitu juga ding!)ā¦.pokoknya baca buku lah, kemana-mana sendirian, dan masih banyak lagi hal-hal berbau kesendirian lain yang lekat dengan introvert. Intinya, introvert seringkali memiliki gambaran sebagai seseorang yang tipis banget aura keberadaannya. Mirip iklan sabun yang nongol sejenak diantara program Mamah Ded**. Saking tipisnya, mungkin banyak yang gak nyadar dia hidup. Padahal, di dunia nyata gak jarang introvert yang punya cukup banyak teman dan terlihat seperti manusia ānormalā lainnya.
Dikesempatan kali ini gue mau berbagi dari sudut pandang gue sebagai seorang introvert, baca ya! Hehe.
Pertama-tama, gue mau ngasih tau gimana gue bisa mengidentifikasi diri gue bahwa gue ini nih seorang introvert. Jadi waktu SMA, gue ikut tes kepribadian yang diadakan oleh salah satu lembaga bimbel yang katanya āoke bangetā atau ātokcerā dan āpasti tembus!ā setdah, jadi ngiklan. Yang jelas dari tes itu ternyata gue digolongkan sebagai manusia beraliran INFJ (salah satu dari 16 kepribadian Myers-Briggs Type Indicator), yaitu kepribadian yang Introverted-intuitive, feeling, and judging. Intinya, gue ini introvert mampus.
Biar gue jelasin arti introvert secara umum, biar pengetahuan lo nambah dikit. Di RPUL kaga ada nih. Dikutip dari psyline.id, C.G Jung menyatakan bahwa introvert adalah sikap atau karakter seseorang yang memiliki orientasi subyektif secara mental dalam menjalani kehidupannya. Kepribadian introvert cenderung menyukai kondisi yang tenang, senang menyendiri, reflektif terhadap apa yang mereka lakukan. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk menjauhi interaksi dengan hal-hal baru.
Sadar gak sih, kalo orang-orang di lingkungan sosial lebih cenderung menyamaratakan semua orang? Entah dalam pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan bersosialisasi lainnya. Padahal tiap manusia itu beda, dan itu yang bikin tiap individu itu unik!. Nah, dengan perbedaan-perbedaan yang ada, tentu cara menyikapi ataupun berinteraksi dengan tiap individu juga gak selalu sama. Sebagai seorang introvert yang hidup di lingkungan yang antara gak tahu atau emang gak peduli akan hal-hal berbau kepribadian begini, bikin gue kudu banyak-banyak latihan pernapasan. Tarik napas, hembuskan perlahan, sabar-sabar. Introvert sering banget disalahpahami, terutama oleh orang yang lebih dewasa (mau nyebut tua tapi takut dikutuk jadi cendol), meski teman sebaya juga kadang rada bikin emosi. Berikut ini adalah berbagai kesalahpahaman yang gue alami sebagai seorang introvert,
1. Pemalu ya?
Klasik. Banyak banget yang berpikir bahwa diamnya introvert adalah karena mereka pemalu. Padahal introvert dasarnya memang lebih suka diam dan mengamati sekitaran mereka, gak cuma sekedar ngeliat, tapi bener-bener menikmati.
Dalam kasus gue, gue lebih suka ngamatin kelas yang lagi rame daripada jadi bagian keramaian itu. Nah, karena Introvert ini lebih suka diem bukan berarti dia lagi dalam mode āpemaluā atau āgalauā. Gak sama sekali. Ini nih yang kadang bikin gue pengen bakar mercon pas ketemu keluarga besar, lagi enak ngamatin mereka ngobrol malah ada yang nyeletuk ākamu kok diem aja? pemalu gini, sih? mirip sama siapa?ā.
2. Gak ngomong diforum bukan berarti gak paham
Introvert itu tipikal orang yang memahami sesuatu secara dalam dan mencari makna tiap hal yang ada dipikiran mereka.
Ini beneran, gak pake becanda.
Lanjut.
Nah, diforum, introvert emang jarang ngomong kalo bukan dalam keadaan kudu banget ngomong. Dalam forum kampus atau organisasi lainnya misal, semua orang dituntut untuk vokal disetiap pertemuan. Well, let me tell you this, seorang introvert lebih suka memikirkan segala hal matang-matang terlebih dahulu, dan yakin bahwa hal ini adalah hal yang jelas dan benar. Sebab kami memiliki mindset bahwa terlalu banyak suara tanpa makna (asal bicara) hanya akan membingungkan dan membuang-buang waktu. Dan introvert gak punya energi sebanyak itu untuk bersosialisasi dalam jangka waktu yang lama.
3. Susah banget ditebak
Pernah ngalamin punya temen yang pas lo chat kadang dia seru banget, nyambung banget. Tapi adakalanya dia jadi lama banget bales dan jawabannya juga singkat banget kaya pilihan ganda bocah SD yang opsinya kalo gak āiyaā ātidakā ya berarti ābisa jadiā?. Ini bikin lo susah nebak kapan waktu yang tepat buat ngobrol dan apa yang akan lo dapetin sebagai balasan.
Well, ini bukan berarti dia lagi marah sama lo, tapi introvert memang tipe kepribadian yang perlu charge energi mereka buat siap untuk bersosialisasi lagi. Rumit? Singkatnya, introvert butuh waktu sendiri, untuk balik jadi dirinya yang sesungguhnya, dengan menghabiskan banyak waktu sendirian. Karena bersosialisasi untuk seorang introvert adalah hal yang paling menguras energi (selain ngaduk rendang). Meski bersosialisasi menguras energi, bukan berarti introvert lantas tidak menyukainya. Introvert juga manusia normal, butuh ngobrol dengan orang lain, bercanda dengan orang lain, hanya saja durasi ketahanan introvert untuk berada dilingkaran setan -eh bukan- obrolan, memang tidak selama atau sepanjang seorang ekstrovert atau ambivert.
4. Ansos?
Well, gue sering banget dinilai ansos karena gak suka kumpul bareng banyak orang. Gue gak nyangkal, cuma rasanya gue pengen mempertegas aja mengenai alasan kenapa gue gak begitu suka datang ke acara atau tempat yang berisi banyak manusia, itu karena disana gue merasa sendirian. Gue seolah merasa sebagai seekor-seorang-sebuah- alien yang lagi berada ditengah pesta yang diadakan manusia. Awkward banget. Ditambah, gue gak pandai memulai obrolan, apalagi dengan orang baru. Selanjutnya, gue akan pulang dengan berbagai prasangka āApakah partner gue nganggep gue gak asik?ā āApakah jawaban gue tadi nyambung?ā āApakah partner gue kapok ngajak gue hangout?ā dan pikiran aneh lainnya. Ini gak nyaman banget.
5. Gue lagi curhat nih!
Introvert adalah orang paling cocok buat diajak curhat. Percaya deh sama gue. Introvert itu tipe pendengar yang baik, dia bakal diem dan dengerin lo lamat-lamat, setelah itu dia bakal bawel banget ngasih tanggapan dan saran. Bahkan mungkin terlalu banyak saran yang dia kasih sampe lo gedek sendiri. Well, ini bukannya dia lagi mode sok bijak atau sok tahu, tapi introvert memang demikian, ia bakal mikirin banget apa yang lo omongin dan berusaha sebisa mungkin bikin lo merasa lebih baik setelah ngobrol atau curhat sama dia. Dan nilai plusnya adalah, lo bisa pecaya sama saran dari seorang introvert, balik lagi keatas, dia itu suka baca dan mengamati banyak hal. Gak memungkiri dia juga pernah mengamati hal seperti yang lo curhatkan.
Dan digue, seringkali curhatan-curhatan itu masuk dipikiran gue terlalu dalam, jadi topik obrolan buat diri gue sendiri yang gak jarang bikin gue insom parah. But, bukan berarti ini beban, anehnya gue justru menikmati ini.
Panjang banget ketikan gue kali ini. Well, gue berharap dengan hal ini bisa mengurangi kesalahpaham umat diluar sana dan menarik lebih banyak lagi orang yang mau tahu mengenai kepribadian, karena manusia dan kepribadian gak bisa dipisahkan. Satu paket. Dan, cara terbaik memahami seseorang adalah dengan mengenali kepribadiannya. Ciao!




Komentar