top of page

Ante Meridiem

  • Gambar penulis: sweet&sin
    sweet&sin
  • 3 Jun 2020
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 26 Jun 2022


Pikiran-pikiran jam satu pagi seringkali bisa membuat gila sendiri. Kadang ada rasa hangat yang menjalar di dada menjadi euphoria, yang menjadi penyebab aku tidak bisa tidur. Namun, seringkali satu pagiku di isi dengan ajakan otak ku untuk melakukan tour kembali ke momen-momen ‘aneh’ yang pernah terjadi di hidupku, ataupun mencoba membuat daftar panjang mengenai berbagai hal yang ada di kepalaku (yang sebenarnya masih kuragukan urgensinya). Semua kesemrawutan ini menghantarkanku pada malam-malam panjang. Ini mengusik, sungguh. Tubuhku ingin istirahat, tapi tidak demikian dengan pikiranku. Ia tidak mau menenangkan dirinya sejenak untuk menemaniku tidur, justru ia dengan senang hati menjadi dongeng ricuh sepanjang jam tidurku. Pada awalnya, ku kira ini adalah masalah, aku yang terlalu memikirkan banyak hal, yang bahkan seringkali tidak aku pahami tiba-tiba muncul seenaknya diantara benang-benang kusut pikiranku.


Bagaimana bisa seseorang mengatakan hal yang begitu buruk pada orang lain?


Bagaimana bisa seseorang memilih acuh dan membiarkan orang lain sibuk sendiri peduli padanya?


Bagaimana bisa seseorang semudah itu membanding-bandingkan orang lain?


Kenapa orang lain nampak begitu hebat sedangkan aku tidak?


Bagaimana?

Bagaimana?


Kenapa?

Kenapa?


ree

Michael peter Ancher (1849-1927)


Kericuhan di kepalaku tak ayal hanya menemui jalan buntu. Tidak ada jawaban untuk setiap pertanyaannya. Aku lelah di salahkan oleh diriku sendiri atas hal ini, ini hanya akan membuatku semakin gila sendiri.

Kupikir, merasa salah secara terus menerus hanya akan membuatku sibuk akan rasa bersalah saja, aku tidak mau. Jadi, penerimaan pada saat ini menjadi opsi yang patut ku pertimbangkan. Dan ya, aku melakukannya. Aku menerima pikiranku yang suka gaduh sendiri saat tubuhku kelelahan, tidak mencoba menekannya. Mencoba memandang kesemrawutan satu pagiku dari sisi yang berbeda, bukan sebagai sebuah 'masalah', tapi bagian dari diriku. It's just me.

Di sisi lain, diantara kegaduhan itu ku sisipi hal yang membuatku senang hari itu, entah jokes garing yang dilontarkan temanku ,penggalan lirik dari lagu yang kusuka, atau video lucu yang kulihat di media sosial, apapun. Hebatnya, kegaduhan itu tidak lagi mendominasi, ia kalah unggul dengan apa yang bisa membuatku senang. Dan setelahnya, aku menyadari bahwa perubahan kecil pada permainan pikiran ini membantuku untuk lebih tenang, penerimaan akan pikiranku yang gemar gaduh di tambah dengan sedikit modifikasi dariku, tidak lagi menimbulkan efek kegelisahan berlebih. Meski waktu tidurku masih cukup banyak tersita, setidaknya tidak berakhir dengan hal-hal kurang mengenakkan yang memenuhi kepalaku. And, I can deal with that.


Dan, kuharap kau juga begitu.

 
 
 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
“We’re just friends”

“I know” I know by the way you see me like you never met someone like me before, the way your eyes lit up every time you watched me...

 
 
 

Komentar


Post: Blog2_Post
bottom of page