top of page

Edisi Spesial KKN: Mahasiswa KKN UNEJ Tingkatkan Potensi Usaha Kuliner Mie Ayam

  • Gambar penulis: sweet&sin
    sweet&sin
  • 4 Jul 2020
  • 3 menit membaca

Diperbarui: 16 Feb 2021


ree

Jombang merupakan salah satu dari 38 kabupaten yang terdapat di provinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang terdiri dari 20 Kecamatan, 306 Desa, dan 1.258 dusun yang tersebar. Kecamatan Bareng merupakan salah satu dari sekian kecamatan yang terdapat di Kabupaten Jombang. Kecamatan Bareng berada diantara kecamatan Ngoro dan Mojowarno. Mata pencaharian masyarakat di kecamatan Bareng cukup beragam dari mulai petani, karyawan, pedagang, dan lain sebagainya.

Penduduk di Kecamatan Bareng terhitung cukup padat, sekitar 532 jiwa/km2 dengan demikian kebutuhan akan pangan juga cukup besar. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, tentu usaha kuliner akan cukup mejanjikan, sebab makanan merupakan kebutuhan paling primer manusia, apalagi jika wirausaha kuliner mampu menyajikan kuliner kekinian yang mengusung tema affordable luxury, tentu akan semakin digemari masyarakat desa. Di desa Bareng sendiri, usaha kuliner yakni makanan berat terbilang tidak terlalu banyak dan sebagian besar terpusat di sekitar area pasar tradisional desa Bareng. Para wirausahawan kuliner di Desa Bareng juga masih menjajakan produknya dengan sederhana, seperti pedagang kaki lima pada umumnya, mereka menggunakan gerobak makanan yang ditempatkan di pinggir-pinggir jalan lengkap dengan kain hijau muda yang bertuliskan menu-menu yang mereka sediakan. Hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi wirausaha yang berani berinovasi dengan produk mereka untuk tampil unggul diantara pesaing lainnya, dengan menyajikan konsep baru kepada masyarakat.

Potensi wirausaha kuliner desa Bareng memang cukup menjanjikan. Namun, dengan merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia pada awal Maret 2020 yang diikuti dengan pembatasan sosial (social distancing) ataupun jaga jarak fisik (physical distancing) tak ayal juga secara cepat berpengaruh terhadap berbagai sektor, wirausaha kuliner salah satunya. Tidak hanya para wirausaha kuliner berskala besar, tetapi juga berdampak terhadap wirausaha kuliner kecil. Dampak Covid-19 khususnya di desa Bareng memiliki dampak berantai, merebaknya Covid-19 menyebabkan masyarakat enggan keluar rumah dan tidak sedikit yang lebih memilih untuk mengolah makanan mereka sendiri di rumah demi menghindari virus yang masih belum menemui penyembuhnya ini, yang mana hal ini juga mengakibatkan warung atau kedai kedai makanan sepi pembeli, tidak sedikit yang memilih untuk menutup kedai mereka hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Salah satunya adalah, seorang wirausaha kuliner mie ayam di desa Bareng yang terpaksa menutup usaha kulinernya akibat semakin sepinya pembeli.

Mie ayam merupakan makanan yang sudah tidak lagi asing di masyarakat Indonesia. Seperti namanya, mie ayam terdiri dari bahan baku utama yaitu mie dan ayam yang mana mie merupakan makanan kegemaran masyarakat Asia dan ayam merupakan makanan kegemaran masyarakat Indonesia. Mie ayam dapat dengan mudah ditemui di berbagai daerah dengan berbagai macam penyajian, dari mulai mangkuk sederhana milik pedagang kaki lima hingga piring porselen milik restoran ternama. Mie ayam memang nampak kurang ā€˜spesial’ dibanding jajanan kekinian yang hanya ada di kota-kota tertentu. Namun, di wilayah desa, dengan mengusung konsep seperti produk kuliner di kota-kota besar, yaitu kemasan dan logo yang eye-catching dan sistem pemesanan yang beragam, dimana konsep ini masih belum menjadi ā€˜trend’ di desa khususnya desa Bareng, diharapkan hal ini dapat menarik minat konsumen dan dapat menjadi solusi penjualan ditengah merebaknya Covid-19.

Program KKN Back To Village diharapkan oleh penulis dapat menambah ilmu dan mengamalkan ilmu yang dipelajari di lingkungan kampus untuk diterapkan dalam membimbing dan mendampingi pemilik usaha mie ayam dalam rentang waktu 45 hari, yaitu sejak 1 Juli 2020 hingga 14 agustus 2020. Rancangan program yang akan dilaksanakan terdiri dari beberapa tahap. Pada tahap pertama, yaitu pendampingan mengenai pengembangan produk, dari mulai perbaikan tampilan dan perbaikan kemasan produk agar produk tetap berkualitas dan higienis hingga sampai ketangan konsumen. Tahap kedua yaitu pendampingan dalam produksi dan branding produk seperti perancangan label/logo sebagai identitas produk. Tahap ketiga yaitu pengambilan gambar produk untuk pembuatan catalog online. Tahap keempat yaitu mengenalkan beragam media marketing yang sesuai seperti media sosial Instagram, website, dan lain-lain. Tahap kelima yaitu pendampingan dalam pengoperasian media marketing dan pelayanan konsumen . Tahap terakhir yaitu evaluasi dari pengembangan produk, pemasaran, dan pelayanan yang telah dilakukan dalam penjualan secara online, apakah dengan implementasinya terdapat peningkatan penjualan atau tidak.

Ā 
Ā 
Ā 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
ā€œWe’re just friendsā€

ā€œI knowā€ I know by the way you see me like you never met someone like me before, the way your eyes lit up every time you watched me...

Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


Post: Blog2_Post
bottom of page