top of page

C8H9NO2: Manusia yang Lupa

  • Gambar penulis: sweet&sin
    sweet&sin
  • 18 Jan 2020
  • 3 menit membaca

Diperbarui: 26 Jun 2022

C8H9NO2 a.k.a Acetaminophen is a medication used to treat pain and fever.


Tralala…. What the hell we were talking about?!


Tenang aja, gak akan ngomongin hal-hal ribet. Gue cuma minjem salah satu istilah medis yang belakangan ini muter mulu dikepala gue. Tylenol a.k.a Acetaminophen, saudaranya si Paracetamol.


So,


Acetaminophen, dikutip dari honestdocs.id (Jan/08/20) merupakan jenis obat yang bisa digunakan baik anak-anak atau orang dewasa untuk menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit. Lalu apa yang akan kita bahas dari obat sesuku Paracetamol ini?


Well, semakin kesini analisis gue mengenai manusia mulai menemukan beberapa gagasan baru, manusia bisa jadi Acetaminophen atau 'pain reliever' untuk orang lain. Kalian pasti bingung dengan apa yang gue omongin. Gak heran sih, analisis dari seorang ‘gue’ ini mungkin terasa rada gak meyakinkan meski IP gue bagus banget semester ini (slepet sendal). Jadi entah kenapa tahun 2019 adalah tahun yang edan menurut gue. Gimana gak? Hampir setiap hari, di mana-mana gue menyaksikan orang yang lagi bingung dengan kebingungan mereka sendiri, curhat-curhat colongan di berbagai kesempatan mengenai permasalahan hidup yang kalo gue perhatikan lebih jauh, gue sadar bahwa yang lagi diajak ngomong gak sepenuhnya ngasih attention seperti yang seharusnya. Bukan maksudnya nguping atau stalking, ya kan gue gak bisa nolak apa yang ada di depan mata dan suara yang sukarela masuk telinga. Kalo gue lihat, di sini pokok permasalahannya adalah:

Banyak orang yang sedang butuh didengarkan, tapi bingung mau cerita ke siapa dan kapan waktunya.

Menurut gue ini absurd banget, gue yakin masing-masing dari kita punya cukup banyak teman (cukup dalam versi kita masing-masing), tapi untuk sekedar curhat atau cerita aja susah banget. Jika dibaratkan dalam kondisi medis, orang-orang yang lagi punya beban dan butuh cerita ini adalah orang yang lagi sakit, dan obatnya ada di diri siapapun yang berjenis manusia.


ree

Girl Guesses on Camomile (details) by Charles Landelle (1856)


Lo pernah gak sih, merasa senang banget atau sedih banget ataupun hampa banget? dan gue yakin dalam kondisi-kondisi ini lo pengen berbagi hal ini dengan orang lain. Dan pas lo lagi pengen-pengennya cerita, eh malah gak nemuin temen yang stand by on the line buat dengerin lo? Atau yang lebih parah, saat lo lagi cerita mereka malah motong kemudian ngomong “gue malah lebih parah dari lo….bablabla” ini bikin orang yang pengen cerita jadi down abis atau malah terbebani.

Semakin kesini manusia semakin lupa bahwa mereka bisa ngambil peran cukup penting dalam kehidupan orang lain. Cuma modal mendengarkan. Gue juga heran kenapa mendengarkan ini seolah menjadi hal mahal. Jarang banget kita menemukan orang yang dengan suka rela duduk diem sambil ngedengerin orang lain tanpa nyela, tanpa pamer balik bahwa problem yang pernah dilaluinya lebih buruk dari yang ia dengarkan saat ini. Harus diketahui bahwa ini gak bikin dia kelihatan lebih baik dimata orang lain dan gak bikin orang yang lagi ‘sakit’ ini merasa lebih baik. Lo kudu tahu. Gue kudu paham. Dan ya, Acetaminophen dalam diri manusia yang gue maksud adalah: mendengarkan.


Mendengarkan bisa jadi 'pain reliever' yang cukup efektif dalam kondisi tertentu. Kenapa sih mendengarkan kok kelihatannya penting banget? Well, ada berbagai hal yang manusia perlu mendengarkan dulu atau didengarkan dulu untuk tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di hidupnya, dan apa yang ia rasakan karena hal itu, syukur-syukur kalau juga bisa menemukan solusi. Poinnya sih Just to figure it out. Dengan mendengarkan kita bisa tahu dan belajar banyak hal, dengan mendengarkan kita membantu memberi wadah orang lain yang sedang dalam titik emosi tertentu untuk berekspresi. Dan tanpa kita sadari, bisa saja ini sangat membantu orang lain untuk fight di kehidupan dia yang lagi buram. Menurut gue pribadi, mendengarkan juga salah satu alasan kita pantas disebut manusia, mendengarkan adalah bentuk kepedulian dan penghargaan. Manusia sejati tentu gak luput dari rasa peduli dan menghargai orang lain.


Dunia ini sudah terlalu bising dengan hal-hal gak jelas, mulai dari deru mesin kendaraan, mesin ketik, petasan, teriakan emak buat matiin kran dan lain-lain yang kadang bikin kita lupa diri, bahwa kita adalah manusia yang gak hanya berperan di hidup kita sendiri, tapi juga bisa berperan di kehidupan orang lain. Bingung aja, kalau kita bisa berperan untuk membantu ‘mengurangi’ beban orang lain atau bahkan teman kita sendiri, kenapa kini justru banyak banget yang memilih untuk gak mengambil peran itu. Gue jadi bertanya-tanya, apakah memang riuh dunia modern semenyesatkan ini, hingga manusia gak bisa melakukan hal sepele sekelas mendengarkan aja? Toh, duduk sejenak buat mendengarkan gak bikin manusia rugi-rugi banget. Namun, jika benar demikian, sungguh sangat disayangkan, dunia modern tak ubahnya hanya berisi manusia yang lupa menjadi manusia.


 
 
 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
Ich-und-Du Relationships

Sedikit tentang Ich und Du Relationship Jadi, tadi pas nemenin salah seorang teman untuk nyalon, Nita (salah satu teman yang lain) dan...

 
 
 

Komentar


Post: Blog2_Post
bottom of page