I Don't Matter?

Beberapa bulan yang lalu gue kepikiran akan banyak hal random yang mampir tengah malam. Dari sekian banyak, ada salah satu yang benar-benar mengusik. Orang-orang sepertinya telah berproses, sudah tahu mau ngapain, udah ngapain aja, lagi ngapa-ngapain dan semua nampak hebat. Sepertinya hanya gue sendiri yang stuck dengan menjadi manusia yang gak ada guna, gak ngapa-ngapain, gak punya pengalaman apa-apa, bahkan gak tahu harusnya ngapain. Pemikiran bahwa gue bahkan gak bisa melakukan hal yang berguna seperti yang orang-orang telah atau sedang lakukan benar-benar bikin gue setengah mampus merutuki diri sendiri. Bahkan saat orang terdekat juga mengatakan hal yang sama, gue nggak bisa sekedar membela diri. It's make me sad. Really sad.

Sampai pada ulang tahun gue yang ke 21, sepertinya menjadi titik balik. Gue mulai menyadari, kalau gue nggak ngelakuin apa-apa, gimana bisa gue tahu itu akan berguna atau gak? dan gue bisa mulai dengan melakukan hal kecil yang menarik buat gue, kan?. Demikian juga gue teringat lagi dengan sosok Caleb di salah satu film yang pernah gue tonton -yang entah apa judulnya-

"It's the whole point, isn't it? Keeping it interesting for yourself"

Gue kehilangan poin itu. Harusnya gue mulai melakukan sesuatu dari hal sederhana yang gue sukai and just damn do it. Harusnya pikiran gue gak perlu meliar dan congkak dengan ingin menjadi berguna dalam artian yang lebih luas untuk tiap hal yang gue lakukan. And How about being enough and matter to myself? (that's the whole point, isn't it?).

Kesadaran itu membawa gue mulai melakukan hal-hal tanpa banyak berpikir akan berguna atau tidak nantinya, hal-hal sederhana yang mana adalah yang gue senangi. Mulai dari menanam banyak tanaman, merawat website yang gue buat, dan kegiatan-kegiatan kecil lain. Mungkin memang bukan hal yang hebat dan berguna dimata orang lain. But, It does matter to me, and that's enough.

So, ya. Persetan dengan yang orang lain lakukan.

See u.