top of page

Emotional Numbness

  • Gambar penulis: sweet&sin
    sweet&sin
  • 16 Jun 2021
  • 3 menit membaca

Diperbarui: 26 Jun 2022


Hai!

Hola!

Setdah kaku bener. Kelamaan nggak nangkring disini bikin gue kudu mikir berkali-kali buat intro yang asik.


How's life? Semoga lu, lu dan lu lagi baik-baik aja dan berbahagia. Gue disini (dikota yang enggan gue sebutkan) lagi setengah demam. Tampilan gue di depan layar kali ini pun udah mirip masyarakat eskimo mampus. Alunan lagu je te laisserai des mots milik Patrick Watson yang entah udah gue putar untuk yang keberapa kalinyapun sama sekali nggak membantu. That's life, dude.


Hari ini gue mau membahas sesuatu yang pada dasarnya menjadi keresahan gue sejak beberapa waktu yang lalu, yang mungkin juga sedang atau telah menjadi keresahan lo. Jadi, here we go….


EHM!

Lo pernah gak sih, untuk waktu yang cukup lama ada di fase emotional numbness? mati rasa secara emosional. Nggak tahu apa yang sedang lo rasain. Sampai lupa, gimana rasanya sedih, gimana rasanya marah, dan bahkan lo lupa bagaimana rasanya bahagia. Dan buruknya, gue sedang ada di fase ini. (Disclaimer: gue sedang tidak berada dalam situasi genting apapun, hidup gue baik-baik aja, peliharaan gue sehat, temen gue sehat dan gue pun gak lagi ada masalah sama cabe-cabean setempat). Lanjut, katanya manusia punya 27 emosi yang sudah berhasil diidentifikasi. Dan entah kenapa, dari ke-27 itu, gue sama sekali gak punya clue emosi mana yang sedang ada di diri gue. Gue gak ngrasain apapun, satupun dari ke-27 itu. Shit!


Gue kesulitan mengidentifikasi dan mengekspresikan apa yang sedang gue rasain dalam kurun waktu yang cukup lama. Bahkan saat ini, detik dimana gue berada didepan laptop untuk ngetik ini pun gue masih gatau sebenarnya apa yang gue rasain. Apakah gue sedang bahagia? Apakah gue sedang sedih? Gue sedang marah? Atau apa?.

Gue bener-bener gak tahu lagi.



ree

Louis Aston Knight (1873-1948)


Ada suatu waktu dimana gue ingin tahu apa yang perlu gue lakukan dan gue akan melakukan segalanya hanya untuk merasakan emosi apapun yang ada di diri gue. Gue bahkan heran, harus sampai sedesperate inikah gue hanya untuk merasa hidup yang hidup? Selayaknya manusia pada umumnya.


Beberapa orang bilang gue kudu sering-sering keluar, entah cuma buat muter-muter sendiri lalu beli es susu, atau nimbrung disalah satu meja kedai kopi. Intinya sih, meminimalisir waktu sendiri dikamar. Dan….semua sudah gue lakukan. Hasilnya, diri gue mengekspresikan beragam emosi dari ke 27 itu. Misalnya aja tertawa. Wah, gue ketawa heboh banget. Tapi gatau kenapa, deep down, didalem sini nih (nujuk dada (asek!)) gue masih ngerasa kosong. Meski gue lagi ada dikeramaian, dikelilingi banyak orang, ngobrol, dan tertawa, gue merasa berada di ruang yang berbeda. Seperti ada pembatas tak kasat mata yang memisahkan diri gue yang sebenar-benarnya gue, dengan orang-orang itu lengkap dengan kepulan tawa yang sedang mengudara. Dan saat gue berada pada fase disconnect seperti itu, kemudian gue akan mempertanyakan beberapa hal semacam “Jadi…gue tuh….tadi beneran seneng nggak sih? Gue tertawa yang sebenar-benarnya tertawa gak sih? Jikapun gue senang, kenapa gue gak merasakan sisa-sisa dari kesenangan itu? kosong”.


Sampai sini ngerti gak sih? Yang ngerti coba ngacung!

Gue yakin tulisan gue kali ini rada sulit dimengerti. Tapi itu terlalu nyata untuk gue bilang imajinasi.


Setelah browsing berkali-kali sampe mata gue bengep mantengin tulisan bahasa inggris gue menemukan beberapa penjelasan yang agaknya cocok dengan segala kegamangan gue :

Dikutip dari salah satu portal online psyshcentral.com, masih belum ada jawaban pasti dari para ahli mengenai topik “why do I feel nothing?ini. Tapi ada beberapa teori yang mungkin cukup bisa menjadi pegangan untuk menjawab persoalan ini. Emotional numbness bisa disebabkan oleh stres. Stres yang berlebihan bisa mempengaruhi emosi manusia dan membuat fisik kita terasa lemah. Kombinasi dari keduanya akan membuat kita merasa menguras banyak energi dan….merasa kosong, gak merasakan apapun.


Numbness, atau mati rasa juga menjadi salah satu mekanisme tubuh untuk mencegah lebih banyak rasa sakit bagi jiwa. Terutama bagi mereka yang berada dilingkungan dengan tekanan stres tinggi dan bagi mereka yang pernah mengalami trauma.


And and and, kondisi kesehatan mental yang paling sering dikaitkan dengan dengan mati rasa secara emosional adalah depresi, anxiety (gangguan kecemasan), dan….Post-traumatic stress disorder (PTSD). Dan bagi mereka yang merasa seolah disconnected (terpisah atau terputus) dengan diri sendiri (out-of-body experience), hal ini cenderung terkait dengan gangguan kecemasan (anxiety) atau depersonalization-derelization disorder.


Wow!

Ternyata banyak juga penjelasan untuk emotional numbness ini. Untuk pastinya, gue gak punya kemampuan dan pengetahuan kejiwaan yang cukup untuk menjawab alasan pasti dari emotional numbness yang gue alami. Tapi, menilik dari pengalaman sebelum ini, sepertinya gue menemukan satu asumsi. And I won’t tell you, hehe…


Dah ah, banyak bener ketikan gue kali ini. Sampai ketemu ditulisan-tulisan selanjutnya!



P.s: kalau lo mau share cerita untuk dipublish atau sekedar sharing sama gue secara pribadi, boleh banget nih. Gue lagi nganggur, parah.

 
 
 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
July

Apakah menjadi dewasa adalah perihal merelakan rasa nyaman? Kehilangan hal-hal yang mendamaikan?.

 
 
 

2 Komentar


Neliva Ayu Pramudiana
Neliva Ayu Pramudiana
16 Jun 2021

Sumpahhh ini tulisan bisa bgt ngiring opini gue seolah2 gue yang ada diposisi itu. Ajarin gue cara nulis yang baik kek lu dong. Gue juga uda capek diem doang ga ngelakuin apa2 sekali n sekalipun mau ngelakuin apa2 bingung. Apa si yang harus gue lakuin ?

Suka
sweet&sin
sweet&sin
16 Jun 2021
Membalas kepada

Hai!!! Thanks untuk komentar positifnya ya…Anyway, soal belajar menulis sih awalnya harus berani jujur dulu sama diri sendiri. Apa yang benar-benar lagi dirasain, selayaknya curhat ke diri sendiri aja. Setelah sesi curhat sama diri sendiri, bisa nih langsung buka gadget buat nulis pakai bahasa yang lebih halus atau boleh juga pake bahasa se-raw Sweet and Sin. Selamat mencoba dan semoga selalu berbahagia!

Suka
Post: Blog2_Post
bottom of page